Senin, 06 Februari 2017

Laporan Pak vi

LAPORAN PREVENTIVE PADA ENGINE EXCAVATOR di CV. RAYA MANDIRI RASAU JAYA
 (Sistim Pelumasan)


Disusun oleh :
NAMA      : ARIEF SETIAWAN
NIM :3201402068
KELAS      : V MR B


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
2017



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Perawatan unit excavator pada dewasa ini sudah menjadi agenda wajib bagi setiap perusahaan yang bergerak pada bidang ini. Mengingat unit excavator yang bekerja dengan menghandalkan performance maksimal, tentu perlu adanya dilakukan perawatan pada unit agar tercapainya suatu kinerja yang tentunya mampu untuk menunjang target kerja yang telah ditentukan.
Selain itu, perawatan merupakan suatu langkah yang dapat meminimalisir kerusakan fatal pada unit, kerusakan-kerusakan yang riskan dapat ditekan dengan adanya kegiatan dan perencanaan perawatan yang tersusun dan berdasarkan hasil analisa agar daya guna suatu unit dapat dimanfaatkan secara maksimal dan terhindar dari kemungkinan-kemungkinan yang tidak diharapkan.
Excavator atau sering juga disebut dengan Alat berat memang pada dasarnya memerlukan perawatan ekstra, hal ini menjadi wajar mengingat bahwa excavator bekerja dan mengalami kontak langsung dengan beban, peranan operator dan mekanik sangat vital pada masa pakai unit.
Dengan dilakukan perawatan, khususnya perawatan preventif diharapkan daya guna unit dapat semaksimal mungkin sehingga dapat meminimalisir pengeluaran biaya apabila unit tersebut sampai mengalami breakdown atau stop kerja akibat kurangnya perawatan.
Sistim pelumasan sendiri merupakan suatu sistim yang vital pada engine. Berdasarkan teori, pelumasan bertujuan untuk menjaga agar komponen komponen dalam engine yang mengalami gesekan tidak mudah terkikis dan mengalami penipisan, serta terjaganya suhu pada engine. Selain itu, excavator merupakan unit yang memerlukan power ekstra, dengan kata lain bahwa pelumasan yang tepat dapat menjaga efektifitas kerja engine untuk mencapai performa maksimal.
Oleh sebab itu kami mengangkat sistim pelumasan sebagai judul laporan kami dikarenakan pentingnya terjaganya sistim pelumasan ini demi menjaga daya guna unit dan tentunya dapat menghemat biaya perbaikan.
1.2.  Tujuan
a.       Merencanakan  kebijakan  penjadwalan  preventive  maintenance  pada  mesin unit excavator HITACHI Zaxis 200
b.      Peranan operator dalam menjaga daya guna unit
c.       Perawatan rutin berkala akan membantu dalam mengantisipasi kerusakan yang fatal
d.      Dapat menentukan interval waktu servis
e.       Meningkatkan efisiensi dan antisipasi terjadinya breakdown.
1.3.  Batasan Masalah
Supaya  hasil  laporan  pengamatan  ini  tidak  menyimpang  terlalu  jauh  dari maksud  dan  tujuan  yang  akan  dicapai ,  maka  dalam  hal  ini  kami berusaha  membatasi  laporan  tugas  akhir  ini.  Permasalahan  yang  akan  dibahas dalam laporan tugas akhir ini meliputi:
a.       Perawatan dan pengecekan harian sistim pelumasan engine tipe HITACHI Zaxis 200
b.      Penjadwalan penggantian oli engine berdasarkan Patokan jam kerja unit
1.4.  Metode Pengumpulan Data
Dalam  penyusunan  laporan  pengamatan  ini  menggunakan  beberapa  cara atau metode untuk mengumpulkan data. Metode yang digunakan antara lain:
a.       Metode Literatur (Library Research)
Yaitu  pengumpulan  data  yang  dilakukan  dengan  mencatat  atau menggunakan  data  baik  seluruhnya  maupun  sebagian  dari  perpustakaan, berupa  buku, part list, manual book, catatan  ataupun  arsip-arsip  yang  berhubungan  dengan preventive maintenance excavator. 
b.        Metode Interview
Yaitu  pengumpulan  data  dengan  cara  melakukan  wawancara  kepada pihak–pihak  lain yang lebih  menguasai  maupun  mengerti  banyak  tentang preventive maintenance pada excavator..
c.       Metode Observasi
Yaitu  pengumpulan  data  dengan  pengamatan  langsung  pada  objek sehingga  memungkinkan  untuk  mengamati  secara  bertahap  disertai pencatatan singkat dan jelas sehingga data yang diperoleh dapat dipercaya.






BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Perawatan
Perawatan ( maintenance ) itu sendiri dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan kegiatan pemeliharaan, perbaikan penyesuaian, maupun penggantian sebagian peralatan yang diperlukan agar sarana fasilitas pada kondisi yang diharapkan dan selalu dalam kondisi siap pakai.
Pekerjaan inspeksi dibagi atas inspeksi bagian luar dan inspeksi bagian dalam. Inspeksi bagian luar dapat ditujukan untuk mengamati dan mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada mesin yang sedang beroperasi, misalnya: timbul suara yang tidak normal, getaran, panas, asap dan lain-lain. Inspeksi bagian dalam ditujukan untuk pemeriksaan elemen-elemen mesin yang dipasang pada bagian dalam seperti: roda gigi, ring, paking, bantalan dan lain-lain.
Frekuensi inspeksi perlu ditentukan secara sangat hati-hati, karena terlalu kurangnya inspeksi dapat menyebabkan kerusakan yang sulit untuk diperbaiki dengan segera. Sedangkan terlalu sering diadakan inspeksi dapat menyebabkan mesin kehilangan waktu produktivitasnya. Dengan demikian frekuensi pelaksanaan inspeksi harus benar-benar ditentukan berdasarkan pengalaman, dan jadwal program untuk inspeksi perlu dipertimbangkan dengan matang.
2.2 Pelumasan
            Komponen-komponen mesin yang bergesekan seperti roda gigi, bantalan dsb, harus diberi pelumasan secara benar agar dapat bekerja dengan baik dan tahan lama. Dalam pemberian pelumas yang benar perlu diperhatikan jenis pelumasnya, jumlah pelumas, bagian yang diberi pelumas dan waktu pemberian pelumasnya ini.
2.3 Perencanaan dan Penjadwalan
Suatu jadwal program perawatan perlu disiapkan dan harus ditaati dengan baik. Program perawatan harus dibuat secara lengkap dan teperinci menurut spesifikasi yang diperlukan, seperti adanya jadwal harian, mingguan, bulanan, tiap tiga bulan, tiap setengah tahun, setiap tahun dan sebagainya.



2.4 Pencatatan dan Analisis
Catatan-catatan yang perlu dibuat untuk membantu kelancaran pekerjaan perawatan ini adalah:
1. Buku manual operasi.
2. Manual instruksi perawatan.
3. Kartu riwayat mesin.
4. Daftar permintaan suku cadang.
5. Kartu inspeksi.
6. Catatan kegiatan harian.
7. Catatan kerusakan, dan lain-lain.








BAB III
PERENCANAAN & PENJADWALAN
PADA SISTIM PELUMASAN
3.1  Penjadwalan berdasar jam kerja
Berdasarkan manual book, penjadwalan untuk penggantian pelumas dapat diterapkan sebagaimana ada pada table berikut ini :
PARTS
INTERVAL (JAM)
8
50
100
250
500
750
1000
Oli mesin
Pemeriksaan level oli
x






Oli mesin
Penggantian



x



Filter oli mesin
Penggantian




x



Berdasarkan table diatas dapat disimpulkan
1.      Pemeriksaan level oli wajib dilakukan secara berkala (harian) oleh operator baik sebelum ataupun sesudah pengoperasian mesin
2.      Penggantian oli mesin dilakukan dengan jangka waktu setiap 250 jam untuk mengoptimalkan tenaga (power) mesin
3.      Penggantian filter oli dilakukan setiap jangka 500 jam disertai dengan penggantian oli mesin
       3.2 Penjadwalan dalam kurun tahunan
ENGINE
PARTS
INTERVAL
Selang bahan bakar (dari tanki ke filter)
Setiap dua tahum
Selang bahan bakar ( dari tanki ke pompa injeksi)
Setiap dua tahun
Selang filter oli ( dari mesin ke filter oli)
Setiap dua tahun
Selang pemanas ( dari pemanas ke mesin)
Setiap dua tahun
*Selalu lakukan penggantian seals seperti O-ring dan gasket setiap penggantian selang.




BAB IV
4.1 Kesimpulan
Agar tercapainya target kerja dan meminimalisir biaya untuk perbaikan, perawatan preventive khususnya sistim pelumasan perlu untuk lebih di maksimalkan karena engine yang di gunakan excavator memerlukan tenaga atau performa, berbeda halnya dengan engine kendaraan yang lebih mengoptimalkan speed (kecepatan).
4.2 Saran
Sebaiknya, operator diberi pemahaman tentang pentingnya selalu melakukan pengecekan kondisi pelumasan dikarenakan suatu engine sangat bergantung pada kondisi pelumasan yang baik agar tidak terjadinya breakdown.




UAS Teknik Pendingin dan Perpindahan Panas

Perhitungan nanti di share anang di group bbm/line. Yang perlu diganti Ao dan Q ikuti tabel di bawah



Keterangan:

Sesuikan nomor absen, samakan foto yang di share anang lalu ganti Ao sesuai no absen dan Hasil Q juga sesuaikan no absen.

Contoh : Sam Arief no absen 5

Ao = 2. phi. r. L

= 2.phi.(0.0132 x 5) note 5 adalam no absen sam arief

= 0.980 (lihat tabel nomor 5)

Untuk Q = Uo.Ao. Delta T

= 26974.6 x 0.980(lihat tabel milik masing masing) x 232

= didapat dari tabel Q no 5 (punya sam) 6130942.5 BTU/Hr




TUTORIAL INVENTOR LIAT DISINI  , like share and subscribe imbalan buat sam wkwkwk


Rabu, 21 Desember 2016

Materi Gus Bun

Om telolet om. Sedot doc kuliah Alat berat & alat angkat :
Syedot bab 1 
Syedot bab 2 
Syedot bab 3

Telolet Sam Arief Uvuvwevwevwe Onyetenyevwe Ugemubwem Ossas