LAPORAN PREVENTIVE PADA ENGINE
EXCAVATOR di CV. RAYA MANDIRI RASAU JAYA
(Sistim Pelumasan)
Disusun oleh :
NAMA : ARIEF SETIAWAN
NIM :3201402068
KELAS : V MR B
JURUSAN TEKNIK MESIN
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Perawatan unit
excavator pada dewasa ini sudah menjadi agenda wajib bagi setiap perusahaan
yang bergerak pada bidang ini. Mengingat unit excavator yang bekerja dengan
menghandalkan performance maksimal,
tentu perlu adanya dilakukan perawatan pada unit agar tercapainya suatu kinerja
yang tentunya mampu untuk menunjang target kerja yang telah ditentukan.
Selain itu, perawatan
merupakan suatu langkah yang dapat meminimalisir kerusakan fatal pada unit,
kerusakan-kerusakan yang riskan dapat ditekan dengan adanya kegiatan dan
perencanaan perawatan yang tersusun dan berdasarkan hasil analisa agar daya
guna suatu unit dapat dimanfaatkan secara maksimal dan terhindar dari
kemungkinan-kemungkinan yang tidak diharapkan.
Excavator atau sering
juga disebut dengan Alat berat memang pada dasarnya memerlukan perawatan
ekstra, hal ini menjadi wajar mengingat bahwa excavator bekerja dan mengalami
kontak langsung dengan beban, peranan operator dan mekanik sangat vital pada
masa pakai unit.
Dengan dilakukan
perawatan, khususnya perawatan preventif diharapkan daya guna unit dapat
semaksimal mungkin sehingga dapat meminimalisir pengeluaran biaya apabila unit
tersebut sampai mengalami breakdown atau stop kerja akibat kurangnya perawatan.
Sistim pelumasan
sendiri merupakan suatu sistim yang vital pada engine. Berdasarkan teori,
pelumasan bertujuan untuk menjaga agar komponen komponen dalam engine yang
mengalami gesekan tidak mudah terkikis dan mengalami penipisan, serta
terjaganya suhu pada engine. Selain itu, excavator merupakan unit yang
memerlukan power ekstra, dengan kata lain bahwa pelumasan yang tepat dapat
menjaga efektifitas kerja engine untuk mencapai performa maksimal.
Oleh sebab itu kami
mengangkat sistim pelumasan sebagai judul laporan kami dikarenakan pentingnya terjaganya
sistim pelumasan ini demi menjaga daya guna unit dan tentunya dapat menghemat
biaya perbaikan.
1.2.
Tujuan
a.
Merencanakan kebijakan
penjadwalan preventive maintenance
pada mesin unit excavator HITACHI
Zaxis 200
b. Peranan operator dalam
menjaga daya guna unit
c. Perawatan rutin berkala akan membantu dalam mengantisipasi kerusakan yang
fatal
d. Dapat menentukan interval
waktu servis
e. Meningkatkan efisiensi dan
antisipasi terjadinya breakdown.
1.3.
Batasan Masalah
Supaya hasil
laporan pengamatan ini
tidak menyimpang terlalu
jauh dari maksud dan
tujuan yang akan
dicapai , maka dalam
hal ini kami berusaha
membatasi laporan tugas
akhir ini. Permasalahan
yang akan dibahas dalam laporan tugas akhir ini
meliputi:
a.
Perawatan dan pengecekan harian sistim
pelumasan engine tipe HITACHI Zaxis 200
b.
Penjadwalan penggantian oli engine
berdasarkan Patokan jam kerja unit
1.4.
Metode Pengumpulan Data
Dalam
penyusunan laporan pengamatan
ini menggunakan beberapa
cara atau metode untuk mengumpulkan data. Metode yang digunakan antara
lain:
a.
Metode Literatur (Library Research)
Yaitu
pengumpulan data yang
dilakukan dengan mencatat
atau menggunakan data baik
seluruhnya maupun sebagian
dari perpustakaan, berupa buku, part list, manual book, catatan ataupun
arsip-arsip yang berhubungan
dengan preventive maintenance excavator.
b.
Metode Interview
Yaitu
pengumpulan data dengan
cara melakukan wawancara
kepada pihak–pihak lain yang
lebih menguasai maupun
mengerti banyak tentang preventive maintenance pada
excavator..
c.
Metode Observasi
Yaitu
pengumpulan data dengan
pengamatan langsung pada
objek sehingga memungkinkan untuk
mengamati secara bertahap
disertai pencatatan singkat dan jelas sehingga data yang diperoleh dapat
dipercaya.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Perawatan
Perawatan
( maintenance ) itu sendiri dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara
atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan kegiatan pemeliharaan,
perbaikan penyesuaian, maupun penggantian sebagian peralatan yang diperlukan
agar sarana fasilitas pada kondisi yang diharapkan dan selalu dalam kondisi
siap pakai.
Pekerjaan inspeksi dibagi atas inspeksi bagian luar dan inspeksi bagian
dalam. Inspeksi bagian luar dapat ditujukan untuk mengamati dan mendeteksi
kelainan-kelainan yang terjadi pada mesin yang sedang beroperasi, misalnya:
timbul suara yang tidak normal, getaran, panas, asap dan lain-lain. Inspeksi
bagian dalam ditujukan untuk pemeriksaan elemen-elemen mesin yang dipasang pada
bagian dalam seperti: roda gigi, ring, paking, bantalan dan lain-lain.
Frekuensi inspeksi perlu ditentukan secara sangat hati-hati, karena terlalu
kurangnya inspeksi dapat menyebabkan kerusakan yang sulit untuk diperbaiki dengan segera.
Sedangkan terlalu sering diadakan inspeksi dapat menyebabkan mesin kehilangan
waktu produktivitasnya. Dengan demikian frekuensi pelaksanaan inspeksi harus
benar-benar ditentukan berdasarkan pengalaman, dan jadwal program untuk
inspeksi perlu dipertimbangkan dengan matang.
2.2 Pelumasan
Komponen-komponen
mesin yang bergesekan seperti roda gigi, bantalan dsb, harus diberi pelumasan
secara benar agar dapat bekerja dengan baik dan tahan lama. Dalam pemberian
pelumas yang benar perlu diperhatikan jenis pelumasnya, jumlah pelumas, bagian
yang diberi pelumas dan waktu pemberian pelumasnya ini.
2.3 Perencanaan dan Penjadwalan
Suatu jadwal
program perawatan perlu disiapkan dan harus ditaati dengan baik. Program
perawatan harus dibuat secara lengkap dan teperinci menurut spesifikasi yang
diperlukan, seperti adanya jadwal harian, mingguan, bulanan, tiap tiga bulan,
tiap setengah tahun, setiap tahun dan sebagainya.
2.4 Pencatatan dan Analisis
Catatan-catatan yang perlu dibuat untuk membantu kelancaran pekerjaan
perawatan ini adalah:
1. Buku manual operasi.
2. Manual instruksi perawatan.
3. Kartu riwayat mesin.
4. Daftar permintaan suku cadang.
5. Kartu inspeksi.
6. Catatan kegiatan harian.
7. Catatan kerusakan, dan lain-lain.
BAB III
PERENCANAAN & PENJADWALAN
PADA SISTIM PELUMASAN
3.1 Penjadwalan
berdasar jam kerja
Berdasarkan manual
book, penjadwalan untuk penggantian pelumas dapat diterapkan sebagaimana ada
pada table berikut ini :
PARTS
|
INTERVAL
(JAM)
|
|||||||
8
|
50
|
100
|
250
|
500
|
750
|
1000
|
||
Oli
mesin
|
Pemeriksaan
level oli
|
x
|
|
|
|
|
|
|
Oli
mesin
|
Penggantian
|
|
|
|
x
|
|
|
|
Filter
oli mesin
|
Penggantian
|
|
|
|
|
x
|
|
|
Berdasarkan table
diatas dapat disimpulkan
1. Pemeriksaan
level oli wajib dilakukan secara berkala (harian) oleh operator baik sebelum
ataupun sesudah pengoperasian mesin
2. Penggantian
oli mesin dilakukan dengan jangka waktu setiap 250 jam untuk mengoptimalkan
tenaga (power) mesin
3. Penggantian
filter oli dilakukan setiap jangka 500 jam disertai dengan penggantian oli
mesin
3.2
Penjadwalan dalam kurun tahunan
ENGINE
|
PARTS
|
INTERVAL
|
Selang
bahan bakar (dari tanki ke filter)
|
Setiap
dua tahum
|
|
Selang
bahan bakar ( dari tanki ke pompa injeksi)
|
Setiap
dua tahun
|
|
Selang
filter oli ( dari mesin ke filter oli)
|
Setiap
dua tahun
|
|
Selang
pemanas ( dari pemanas ke mesin)
|
Setiap
dua tahun
|
*Selalu
lakukan penggantian seals seperti O-ring dan gasket setiap penggantian selang.
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Agar tercapainya target
kerja dan meminimalisir biaya untuk perbaikan, perawatan preventive khususnya
sistim pelumasan perlu untuk lebih di maksimalkan karena engine yang di gunakan
excavator memerlukan tenaga atau performa, berbeda halnya dengan engine
kendaraan yang lebih mengoptimalkan speed (kecepatan).
4.2 Saran
Sebaiknya, operator
diberi pemahaman tentang pentingnya selalu melakukan pengecekan kondisi
pelumasan dikarenakan suatu engine sangat bergantung pada kondisi pelumasan
yang baik agar tidak terjadinya breakdown.